Kamis, 11 Februari 2016

Skripsi Tentang peranan wanita dalam Pelaksanaan Program P2WKSS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Penelitian
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu, perwujudan keberhasilan penyelenggaraan pembangunanharus dimulai dari upaya untuk mensejahterakan keluarga itu sendiri.Oleh karena itu,untuk mewujudkan pembangunan tersebut, adalah mewujudkan keluarga yang sejahtera dan membina generasi muda.
Akan tetapi dalam kehidupan sekarang masih terdapat kemiskinan, yang merupakan masalah sosial   yang senantiasa hadir di tengah masyarakat,khususnya di negara-negara berkembang.Di Negara Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus.Bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah kehidupan kita.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian,tempat berlindung,pendididikan,dan kesehatan.Sedangkan menurut SMERU dalam Suharto et.al.(2004) bahwa kemiskinan dapat diartikan sebagaikondisi yang ditandai oleh serba kekurangan,baik itu kekurangan dalam bidang pendidikan,keadaan kesehatan yang tidak memadai,dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur kemiskinan yaitu dengan menggunakan konsep pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan, baik bukan makanan yang dapat diukur dari sisi pengeluaran,kesehatan serta pendidikan.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya wanita menjadi salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah dalam proses pembangunan. Dikarenakan bahwa dalam kehidupan masyarakat masih terdapat kesenjangan pencapaian hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki.Menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan belum sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pembangunan gender.
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), telah menggariskan pada sasaran yang akan dicapai terkait dengan peningkatan kualitas hidup perempuan (dan anak). Dalam hal ini, kualitas perempuan menjadi salah satu masalah penting yang perlu untuk dicari proses penyelesaiannya oleh pemerintah, karena sangat menentukan kualitas hidup generasi mendatang, yang terkait dengan kondisi pendidikan dan kesehatan perempuan saat sekarang ini, tidaklah mudah untuk mewujudkan sosok perempuan dengan kualitas hidup tinggi karena terkait dengan kondisi dan kemampuan perekonomian masyarakat. Namun, dengan telah dimasukkannya sasaran peningkatan kualitas hidup perempuan (dan anak) yang ingin dicapai dalam pembangunan, hal itu menunjukkan bahwa adanya komitmen pemerintah  untuk lebih memberdayakan perempuan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan perempuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu kesejahteraan tersebut, bukan hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja. Akan tetapi masyarakat juga memiliki andil terhadap peningkatan kualitas hidup bahwa masyarakat harus menyadari akan pentingnya partisipasi dari mereka sendiri, karena partisipasi dan dukungan dari masyarakat merupakan salah satu cara untuk mendukung proses penyelenggaraan pembanguanan. Dikarenakan, masyarakat juga mempunyai tanggung jawab bersama dengan pemerintah setempat.
Regulasi yang mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan yakni Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, menguatkan adanya kesadaran masyarakat untuk ikut serta bersama pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.Khususnya kesejahteraan bagi perempuan. Hal ini tertuang dalam Pasal 12 konvensi tahun 1999 tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Kota Parepare merupakan salah satu Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.Dibentuk sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan daerah-daerah tingkat dua di Sulawesi Selatan.Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km2.Kota Parepare memiliki jumlah penduduk terpadat setelah kota Makassar.Pada tahun 2012 yaitu mencapai 132.048 jiwa terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan.Kecamatan Soreng mempunyai jumlah penduduk yaitu 44.405 juta, kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 39.929 jiwa.Kecamatan Ujung sebanyak 32.927 jiwa, dan kecamatan Bacukiki sebanyak 14.787 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Parepare yaitu sebesar 93, hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Parepare lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Dimana dari 100 wanita hanya terdapat 93 laki-laki.Dengan rincian terdapat 63.763 jiwa penduduk laki-laki dan 68.385 jiwa penduduk Perempuan.Dari jumlah penduduk tersebut, terdapat penduduk miskin di Kota Parepare.Penduduk miskin tersebut tersebar di empat kecamatan.Akan tetapi paling banyak ditemukan di kecamatan Bacukiki.Berdasarkan data penduduk miskin yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,melihat masih besarnya jumlah warga miskin. Jumlah penduduk miskin Kota Parepare berdasarkan perhitungan penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebanyak 6.256 Rumah Tangga Penerima (RTP) dan paling banyak tersebar di Kecamatan Bacukiki sebanyak 3.362  RTP, Kecamatan Ujung 1.106 RTP dan Kecamatan Soreang 1.797 RTP.Hal ini menandakan bahwa jumlah penduduk ikut menentukan tinggi dan rendahnya penduduk miskin. (sumber :http://www.antarasulsel.com/berita/31812/profil-antara)
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai kesejahteran masyarakat, salah satunya adalah menanggulangi masalah kemiskinan yang terjadi.Yakni program P2WKSS adalah program peningkatan peran wanita yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, secara terkoordinasi, dengan upaya yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas. Hal ini dapat kita ketahui peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, berarti peranan wanita dalam pembangunan sesuai dengan konsep gender  peran produktif, peran reproduktif dan peran sosial yang sifatnya dinamis. Dinamis dalam arti, dapat berubah atau diubah sesuai dengan perkembangan keadaan, dapat ditukarkan antara pria dengan wanita dan bisa berbeda lintas budaya.
Usaha-usaha untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender sesungguhnya sudah lama dilakukan oleh berbagai pihak, namun masih mengalami hambatan. Kesetaraan dan keadilan gender masih sulit untuk dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum wanita. Oleh karena itu pemerintah telah mengambil kebijakan, tentang perlu adanya strategi yang tepat yang dapat menjangkau ke seluruh instansi pemerintah, swasta, masyarakat kota, masyarakat desa dan sebagainya. Strategi itu dikenal dengan dilaksanakannya program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS). Program ini nemiliki Dasar Hukum yakni Peraturan Walikota Parepare Nomor 322 Tahun 2013 tentang Penetapan Lokasi P2WKSS Kota Parepare, Keputusan Walikota Parepare Nomor 40 Tahun 2014 tentang Penetapan Instansi/organisasi Pembina Rumah Tangga pada lokasi program P2WKSS terpadu Kota Parepare, serta Keputusan Walikota Parepare Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pembentukan tim Pembina Program P2WKSS di Kota Parepare. Adanya Dasar hukum Program P2WKSSitu, pemerintah dapat bekerja secara lebih efektif dan efesien dalam memproduksi kebijakan-kebijakan publik yang adil dan responsif gender kepada seluruh lapisan masyarakat, baik pria maupun wanita, dengan strategi itu juga, program pembangunan yang akan dilaksanakan akan menjadi lebih sensitif atau responsif gender. Hal ini pada gilirannya akan mampu menegakkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban pria dan wanita atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 26 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Daerah. Menyatakan bahwa, Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Daerah yang selanjutnya disingkat P2WKSS, adalah peningkatan peranan perempuan yang diselenggarakan melalui serangkaian program, dengan menggunakan pola pendekatan lintas sektor dan lintas pelaku daerah, yang diarahkan untuk meningkatan kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas. Yang mana, Keluarga sehat dan sejahtera adalah keluarga yang sehat jasmani dan rohani yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan yakni melalui program P2WKSS diharapkan dapat terselenggara dan mampu memberikan ruang kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri.Membentuk mobilisasi dan pemanfaatan seluruh potensi masyarakat dengan penerapan strategi pemberdayaan masyarakat, tentunya membutuhkan sumberdaya manusia yang handal yang mampu melaksanakan program ini sebagaimana yang diinginkan. Akan tetapi pelaksanaan program ini di Kota Parepare masih terkendala masalah kurangnya partisipasi masyarakat sehingga belum optimal dan belum mencapai sasaran dalam pelaksanaanya program P2WKSS.Hal ini dikatakan oleh Penanggung jawab Pelaksanaan program P2WKSS yang menyatakan bahwa masyarakat kecamatan Bacukiki masih bersifat malas tahu dengan program tersebut.Masyarakat yang kurang berpatisipasi dalam pelaksanaan program.Menjadikan program tersebut berjalan kurang optimal.Selain itu, keaadaan masyarakat yang kurang mengerti terhadap program pembangunan pada masyarakat sehingga membuat sebagian masyarakat tidak mengetahui program P2WKSS tersebut.
Keberadaan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan program P2WKSS di Kecamatan Bacukiki, baik itu keterlibatan masyarakat sebagai satu kesatuan ataupun secara individual. Karena keberhasilan pembagunan sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Bacukiki.Partisipasi dalam pembangunan terbagi menjadi dua jenis, yakni partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana.Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut bertanggungjawab dalam pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan proyek program pembanguanan pemerintah. Kedua, partisipasi rakyat yang berupa kerja sama  yang erat antara perencana dan rakyat, dalam merencanakan , melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka (Soetrisno, 1995:74)
Berdasarkan uraian di atas kita patut sadari bahwa partisipasi masyarakat di Kecamatan Bacukiki dalam program P2WKSS merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya pembangunan di Kecamatan Bacukiki tersebut. Atas dasar itulah maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judu l“PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS) DI KECAMATAN BACUKIKI KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN”

1.2       Permasalahan
1.2.1   Identifikasi masalah
            Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, dalam penelitian ini penulis dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada antara lain sebagai berikut :
1.      Masih banyaknya keluarga atau rumah tangga miskin di Kecamatan Bacukiki.
2.      Masyarakat yang kurang mengerti terhadap program pembangunan pada masyarakat sehingga membuat sebagian masyarkat tidak tahu.
3.      Kurangnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program Pembangunan P2WKSS
4.  Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam program P2WKSS di Kecamatan Bacukiki .

1.2.2   Pembatasan Masalah
            Berdasarkan uraian diatas untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dilapangan dan terbatasnya waktu serta luasnya ruang lingkup masalah,maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan masalah.
            Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan hanya pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan,khususnya pada Program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera sebagai upaya peningkatan kualitas hidup manusia di Kelurahan Bacukiki kota Parepare.

1.2.3 Rumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dengan penelitian ini penulis memfokuskan beberapa masalah yang akan diteliti,yaitu :
1.     Bagaimana partisipasi masyarakatdalam program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) DI Kecamatan Bacukiki Kota Parepare  ?
2.    Apa faktor penghambat kesejahteraan masyarakat di kecamatanBacukiki?
3.    Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk mengatasi masalah  kemiskinan di kecamatanBacukiki ?

1.3         Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1     Maksud Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai maksud untuk memperoleh data,informasi yang akan digunakan untuk menjelaskan mengenai Partisipasimasyarakat dalam program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera(P2WKSS) di Kecamatan Bacukiki, kota Parepare.

1.3.2     Tujuan Penelitian
                  Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam program pembangunan yakni Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di kecamatan Bacukiki kota Parepare
2       Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengambat peningkatan kesejahteraan masyarakat di kecamatan Bacukiki kota Parepare.
3       Untuk mengetahui  upaya yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam program pembangunan Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare

1.4       Kegunaan Penelitian
1.4.1   Kegunaan Teoritis
1.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan awal untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dalam pengembangan ilmu pemerintahan khususnya menyangkut konsep Implementasi program Pemerintah dilapangan kepada masyarakat.
2.     Dapat diketahui perbandingan antara teori-teori yang diperoleh selama mengikuti pendidikan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3.     Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pembangunan dalam masyarakat.
1.4.2   Kegunaan Praktis
1.     Bagi Penulis
Diharapkan dalam penelitian ini dapat melatih penulis dalam berpikir secara kritis dengan melihat keadaan dan fenomena yang ada serta menambah pengalaman,keterampilan serta memperluas wawasan sehingga membantu dalam proses pelaksanaan tugas dilapangan nantinya.
2.     Bagi Pemerintah Kota Parepare
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pembangunan pemerintahan di Kota Parepare,khususnya di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial,dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
3.     Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Diharapkan dalam penelitian ini dapat sebagai bahan masukan dengan kajian yang lebih mendalam terhadap penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN


3.1       DESAIN PENELITIAN       
            Desain penelitian menurut Nasution (2007:23) yaitu, rencana tentang tata cara mengumpulkan data agar dapat dilakukan secara ekonomis dengan tujuan penelitian itu. Dari pengertian tersebut,dapat diuraikan bahwa kegunaan desain penelitian adalah :
1.     Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti,dalam melakukan penelitiannya.
2.     Desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.
3.     Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan,juga memberikan gambaran tentang macam kesulitan yang akan dihadapi dan mungkin juga dihadapi oleh para peneliti lainnya.
Menurut Arikunto (2010:90),menyatakan bahwa desain penelitian adalah sebagai rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancang-ancang yang akan dilaksanakan.
Metode yang digunakan dalam poenelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.Penelitian ini berupaya untuk menggali informasi mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare pada tahun 2014.
            Penelitian yang menggunakan metode deskriptif,dengan melihat kesesuaian dengan permasalahan yang diambil,bahwa deskriptif berasal dari istilah Bahasa Inggris yang berarti to describeyang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal,misalnya keadaan,kondisi, situasi,peristiwa,kegiatan dan lainnya.
            Menurut Whitney dan Nazir (2011:54) menyatakan bahwa “metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat”. Kemudian Sugiyono (2011:11) menyatakan bahwa “ penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa membuat perbandindingan,atau menghubungkan antara satu variabel satu dengan yang lainnya”.
            Metode deskriptif juga merupakan metode yang menggambarkan hal yang dijadikan sebagai objek penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nazir (2011:54) yang menyaakan bahwa :
            “Metode deskriptif adalah suatu metode yang dalam meneliti kelompok manusia,suatu objek,atau kondisi,suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat deskripsi,gambaran,atau lukisan secara sistematis,faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi, serta sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.”
            Dalam penelitian ini, berdasarkan analisisnya penulis menggunakan metode deskriptif dengan mengkombinasikannya dengan metode kualitatif.Williams dalamDalam penelitian ini, berdasarkan analisisnya penulis menggunakan metode deskriptif dengan mengkombinasikannya dengan metode kualitatif.Williams dalam Moleong (2011: 5) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah “pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”.
Moleong (2011:6) mengatakan bahwaPenelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilakupeneliti, persepsi, motivasi, dan tindakan, secara holistik dan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.Moleong (2011:5) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah “pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau yang tertarik secara alamiah”.
Moleong (2011: 6) mengatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Pendekatan yang dilakukan oleh penulis pada saat menyusunan penelitian ini adalah pendekatan induktif yakni pendekatan yang dilakukan dengan melihat fakta dilapangan, yakni kejadian yang sebenarnya selanjutnya dapat digunakan penulis sebagai bahan untuk menjawab dan memecahkan focus penelitian yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang belum jelas,holistik,kompleks,dinamis dan penuh makna. Menurut Sugiyono (2011:245) : “Analisis data kualitatif adlah bersifat induktif”.
Berangkat dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat memberi kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif adalah dengan tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data semata-mata, akan tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.
Dilihat  dari  tujuannya  menurut  Raco  (2010:16)   tujuan  penelitian kualitatif sangat bervariasi yang dapat dibedakan sebagai berikut :
Apabila  penelitian  dilakukan  untuk  kepentingan  evaluasi, maka tujuannya yaitu untuk melihat efektif tidaknya suatu program atau  kebijakan.  Kalau  penelitian  itu  demi  kepentingan  peneliti  itu sendiri,  maka  sasarannya  yaitu  meningkatkan  pemahaman  atau memperbaharui  teori  yang  ada.  Jika  penelitian  dilakukan  untukpenulisan  disertasi,  maka  tujuannya  yaitu  memberikan  gagasan-gagasan penting yang menjadi minat dan perhatian pembaca yaitu promotor dan penguji.Penelitian  kualitaif  pada  hakikatnya  berusaha  untuk  mendalami kejadian  melalui  makna.    Selain  itu,  penelitian  kualitatif  juga  berupaya untuk  menemukan  kemungkinan  pola-pola  yang  dapat  dikembangkan menjadi  teori.    Dengan  metode  deskriptif  dan  analisis  data  kualitatif, maka metode penelitian yang dilakukan ditujukan untuk menemukan fakta dan informasi seluas-luasnya berdasar data yang ada secara apa adanya.
           
3.2         Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu untuk menegetahui Partisipasi Masyarakat dalam program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare kemudian dibagi menjadi 3 Dimensi  keiikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, evaluasi. Dan selanjutnya, dimensi-dimensi ini dapat diukur dengan indikator-indikator.
Untuk lebih jelasnya  dapat dilihat melalui Konsep, Dimensi, dan Indikator Penelitian pada Tabel 3.2 dibawah ini :




Tabel 3.1
RUANG LINGKUP PENELITIAN
KONSEP
DIMENSI
INDIKATOR
1
2
3
Partisipasi Masyarakat.
Sumber : Cohen dan uphoff Dalam Siti Irene (2011:61)
1.Keiiutsertaan masyarakat dalam perencanaan
1.Keikutsertaan masyarakat dalam sosialisasi program P2WKSS
2.keikutsertaan masyarakat dalam menyampaikan data dan informasi
3.keiikutsertaan masyarakat dalam penetapan kebijakan program P2WKSS

2.Keiikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan
1.keiikutseraan dalam pelaksanaan program P2WKSS
2.adanya sumbangan dan dukungan masyarakat
3.tanggungjawab masyarakat terhadap program P2WKSS

3.Keiikutsertaan dalam pemanfaatan hasil
1.Terpenuhinya kebutuhan masyarakat
2.kepedulian masyarakat untuk menjaga hasil pembangunan

4.Keterlibatan dalam  pengawasan dan penilaian hasil
1.keaktifan masyarakat dalam melakukan pengawasan
2.keterlibatan masyarakat dalam menilai hasil pembangunan program P2WKSS
3.Keaktifan masyarakat dalam memberikan saran dan kritik

3.3        Sumber Data
Sumber data adalah sumber dimana data dapat diperoleh dan digunakan untuk membantu dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi. Arikunto (2010:48) menambahkan bahwa “sumber data adalah dari mana kita memperoleh data yang dijadikan sebgai bukti”.
Menurut Arikunto (2010:172),sumber data dibedakan menjadi tiga yaitu :
1)    Person, yaitu data berupa orang dapat memberikan data yang berupa jawaban lisan maupun wawancara dan jawaban tertulis dengan menggunakan angket/kuisioner.
2)    Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam misalnya ruangan,kelengkapan alat atau wujud benda. Bergerak misalnya aktifitas kerja, laju kendaraan,atau gerak tarik.
3)    Paper, yaitu data berupa symbol yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,angka,gambar atau symbol-simbol lain.
Berdasarkan teori diatas, penulis dapat mengklasifikasikan sumber-sumber data tersebut yang terdiri dari dua jenis data,yaitu :
·           Data Primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dari narasumber/informan dan hasil pengamatan langsung dari tempat kejadian.
·           Data Skunder adalah data yang berguna sebagai pemandu karena data ini diperoleh dari dokumen-dokumen dan berisi informasi yang berkaitan dengan data yang diperoleh dilapangan. Dalam hal ini,data yang digunakan peneliti adalah publikasi resmi,arsip atau dokumen tertulis yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam implementasi program P2WKSS di kecamatan Bacukiki Kota Parepare.

3.4        Informan
Menurut Burhan Bungin (2007:77) menyatakan bahwa, “memperoleh informasi penelitian key person digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek peneliti maupun informan penelitian, sehingga membutuhkan key person untuk mulai melaksanakan wawancara”.
Informan yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah key person yaitu para pejabat yang dianggap memahami masalah dan tujuan penelitian ini. Adapun key persontersebut adalah :
1)     Kepala Dinas Sosial
2)     Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan
3)     Tokoh Masyarakat

3.5                     Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1   Teknik Pengumpulan Data
            Menurut pendapat Arikunto (2010:265) bahwa “pengumpulan data atau metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis,dengan prosedur yang berstandar” dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa :
1)     Penelitian kepustakaan,yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku,peraturan perundang-undangan dan sumber referensi yang lain untuk menunjang permasalahan yang diteliti serta yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan diteliti.
2)     Penelitian lapangan,yaitu suatu teknik pengumpulan data yang mana peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian. Dalam pelaksanaanpenelitian ini,penulis mengumpulkan data-data dengan cara sebagai berikut :
a.    Wawancara
Sugiyono (2012:231) mendefinisikan bahwa , “wawancara interview adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik tertentu. “Wawancara digunakan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
b.    Dokumentasi
Merupakan data dari informasi yang dilakukan dengan mengambil dokumen atau catatan dalam bentuk apapunyang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan.Menurut Sugiyono (2014:240) bahwa, “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.” Dokumen bisa dalam bentuk tulisan,gambar atau karya-karya dokumentasi dari seseorang.

3.5.2     Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian kualitatif. Dimana menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:223) bahwa :
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya adalah bahwa segala sesuatu yang belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, focus penelitian,prosedur penelitian,hipotesis yang digunakan bahkan hasil yang dihadapkan itu semua belum dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan dalam penelitian itu,tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satu nya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pernyataan diatas,maka yang menjadi instrument penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, yang menggunakan alat bantu berupa : Pedoman Wawancara, kamera/video, memo/catatan dan Alat Tulis.

3.6         Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, maka data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus. Seperti yang dinyatak oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012:246) bahwa “ aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,sehingga datanya sudah jenuh”.             Dalam analisis ini, data kualitatif juga bersifat induktif dimana suatu analisis berdasarkan atas data yang diperoleh,selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,yang selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Adapun teknik analisis data yang diginakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Reduksi Data ( Data Reducation)
Sugiyono (2012:247) menyimpulkan bahwa meruduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal yang cocok,memfokuskan pada hal-hl yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.
2.    Sajian Data ( Data Display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono (2012:249) bahwa, ”yang paling sering dilakukan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang sifatnya naratif.” Melalui penyajian data memungkinkan peneliti mengambil kesimpulan.


3.    Conclusion Drawing Nerifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi yang merupakan langkah terakhir dari analisis data dan merupakan temuan baru yang sebelunya belum pernah ada.
Berikut ini adalah bagan mengenai teknik analisis data yang digunakan oleh Penulis dalam melakukan penelitian ini

Gambar 3.2
:Analisis Data model Miles dan Hubernab (dalamSugiyono:2012:247)
Data Collection
Data Display
Data Reducation
Conclusions Drawing Verifying
 









3.7       Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.7.1    Lokasi Penelitian
            Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian bagi penulis adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan dengan alasan belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis ini di Kota Parepare.

3.7.2 Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).Jadwal Penelitian akan dijelaskan pada tabelberikut :
Tabel 3.2
Kegiatan
Waktu
Sep 2014
Okt
2014
Nov
2014
Des
2014
Jan
 2015
Feb
2015
Mar
 2015
Apr
2015
Mei
2015
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Bimbingan UP




































Seminar UP




































Pembekalan Penelitian




































Pelaksanaan Penelitian




































Bimbingan Skripsi




































Pengumpulan Skripsi




































Ujian Skripsi




































Ujian Perbaikan Skripsi




































Perbaikan&
Pe-ngumpulan Skripsi




































Yudisium & Wisuda
















































































Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi Wasana Praja Tahun Akademik 2014/2015

Sumber : Kalender Akademik  IPDN T.A 2014/2015         
Ket : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan  











Tabel 3.2
Jadwal PenelitiandanPenyusunanSkripsi
No
Kegiatan
Pelaksanaan
2014-2015
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
PenyusunanUsulanMagang




























2
Seminar UsulanMagang




























3
Cuti Natal, MagangdanPengumpulan data




























4
Penyusunan Skripsi




























5
BimbingandanPengajuan Skripsi




























6
UjianKomprehensif




























7
PerbaikanSkripsi



























































TahunAkademik 2014/2015
Sumber               : Kalender Akademik IPDN Tahun 2014/2015
Keterangan        :                  Pelaksanaan magang