BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penelitian
Keluarga merupakan
unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu, perwujudan keberhasilan
penyelenggaraan pembangunanharus dimulai dari upaya untuk mensejahterakan
keluarga itu sendiri.Oleh karena itu,untuk mewujudkan pembangunan tersebut, adalah
mewujudkan keluarga yang sejahtera dan membina generasi muda.
Akan tetapi dalam
kehidupan sekarang masih terdapat kemiskinan, yang merupakan masalah sosial yang senantiasa
hadir di tengah masyarakat,khususnya di negara-negara berkembang.Di Negara Indonesia,
masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk
dikaji terus menerus.Bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama
dan masih hadir di tengah kehidupan kita.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bahwa kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian,tempat berlindung,pendididikan,dan
kesehatan.Sedangkan menurut SMERU dalam Suharto et.al.(2004) bahwa kemiskinan dapat diartikan sebagaikondisi yang
ditandai oleh serba kekurangan,baik itu kekurangan dalam bidang pendidikan,keadaan
kesehatan yang tidak memadai,dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut Badan Pusat
Statistik untuk mengukur kemiskinan yaitu dengan menggunakan konsep pemenuhan
kebutuhan dasar (basic needs approach)
dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan, baik bukan makanan yang dapat
diukur dari sisi pengeluaran,kesehatan serta pendidikan.
Upaya yang dilakukan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya wanita menjadi salah satu langkah
yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah dalam proses
pembangunan. Dikarenakan bahwa dalam kehidupan masyarakat masih terdapat
kesenjangan pencapaian hasil pembangunan antara perempuan dan
laki-laki.Menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia secara
keseluruhan belum sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pembangunan gender.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), telah menggariskan pada sasaran yang akan dicapai terkait dengan
peningkatan kualitas hidup perempuan (dan anak). Dalam hal ini, kualitas perempuan
menjadi salah satu masalah penting yang perlu untuk dicari proses
penyelesaiannya oleh pemerintah, karena sangat menentukan kualitas hidup
generasi mendatang, yang terkait dengan kondisi pendidikan dan kesehatan perempuan
saat sekarang ini, tidaklah mudah untuk mewujudkan sosok perempuan dengan
kualitas hidup tinggi karena terkait dengan kondisi dan kemampuan perekonomian
masyarakat. Namun, dengan telah dimasukkannya sasaran peningkatan kualitas
hidup perempuan (dan anak) yang ingin dicapai dalam pembangunan, hal itu
menunjukkan bahwa adanya komitmen pemerintah
untuk lebih memberdayakan perempuan. Hal ini tentu saja akan
meningkatkan kesejahteraan perempuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu
kesejahteraan tersebut, bukan hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah
saja. Akan tetapi masyarakat juga memiliki andil terhadap peningkatan kualitas
hidup bahwa masyarakat harus menyadari akan pentingnya partisipasi dari mereka
sendiri, karena partisipasi dan dukungan dari masyarakat merupakan salah satu
cara untuk mendukung proses penyelenggaraan pembanguanan. Dikarenakan,
masyarakat juga mempunyai tanggung jawab bersama dengan pemerintah setempat.
Regulasi yang
mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan yakni Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, menguatkan adanya kesadaran masyarakat
untuk ikut serta bersama pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.Khususnya
kesejahteraan bagi perempuan. Hal ini tertuang dalam Pasal 12 konvensi tahun
1999 tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Kota Parepare merupakan salah satu Kota di Provinsi
Sulawesi Selatan.Dibentuk sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
tentang Pembentukan daerah-daerah tingkat dua di Sulawesi Selatan.Kota ini
memiliki luas wilayah 99,33 km2.Kota Parepare memiliki jumlah
penduduk terpadat setelah kota Makassar.Pada tahun 2012 yaitu mencapai 132.048
jiwa terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan.Kecamatan Soreng mempunyai
jumlah penduduk yaitu 44.405 juta, kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 39.929
jiwa.Kecamatan Ujung sebanyak 32.927 jiwa, dan kecamatan Bacukiki sebanyak
14.787 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Parepare yaitu sebesar 93, hal
ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Parepare lebih banyak perempuan
dibandingkan laki-laki. Dimana dari 100 wanita hanya terdapat 93
laki-laki.Dengan rincian terdapat 63.763 jiwa penduduk laki-laki dan 68.385
jiwa penduduk Perempuan.Dari jumlah penduduk tersebut, terdapat penduduk miskin
di Kota Parepare.Penduduk miskin tersebut tersebar di empat kecamatan.Akan
tetapi paling banyak ditemukan di kecamatan Bacukiki.Berdasarkan data penduduk
miskin yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,melihat masih besarnya jumlah
warga miskin. Jumlah penduduk miskin Kota Parepare berdasarkan perhitungan
penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebanyak 6.256 Rumah Tangga Penerima
(RTP) dan paling banyak tersebar di Kecamatan Bacukiki sebanyak 3.362 RTP, Kecamatan Ujung 1.106 RTP dan Kecamatan
Soreang 1.797 RTP.Hal ini menandakan bahwa jumlah penduduk ikut menentukan
tinggi dan rendahnya penduduk miskin. (sumber :http://www.antarasulsel.com/berita/31812/profil-antara)
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah
untuk mencapai kesejahteran masyarakat, salah satunya adalah menanggulangi
masalah kemiskinan yang terjadi.Yakni program P2WKSS adalah program peningkatan
peran wanita yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan,
secara terkoordinasi, dengan upaya yang diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas. Hal ini
dapat kita ketahui peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender,
berarti peranan wanita dalam pembangunan sesuai dengan konsep gender peran produktif, peran reproduktif dan peran
sosial yang sifatnya dinamis. Dinamis dalam arti, dapat berubah atau diubah
sesuai dengan perkembangan keadaan, dapat ditukarkan antara pria dengan wanita
dan bisa berbeda lintas budaya.
Usaha-usaha untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender sesungguhnya sudah lama dilakukan oleh berbagai
pihak, namun masih mengalami hambatan. Kesetaraan dan keadilan gender masih
sulit untuk dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum wanita.
Oleh karena itu pemerintah telah mengambil kebijakan, tentang perlu adanya
strategi yang tepat yang dapat menjangkau ke seluruh instansi pemerintah,
swasta, masyarakat kota, masyarakat desa dan sebagainya. Strategi itu dikenal
dengan dilaksanakannya program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat
dan Sejahtera (P2WKSS). Program ini nemiliki Dasar Hukum yakni Peraturan
Walikota Parepare Nomor 322 Tahun 2013 tentang Penetapan Lokasi P2WKSS Kota
Parepare, Keputusan Walikota Parepare Nomor 40 Tahun 2014 tentang Penetapan
Instansi/organisasi Pembina Rumah Tangga pada lokasi program P2WKSS terpadu
Kota Parepare, serta Keputusan Walikota Parepare Nomor 41 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan tim Pembina Program P2WKSS di Kota Parepare. Adanya Dasar hukum Program
P2WKSSitu, pemerintah dapat bekerja secara lebih efektif dan efesien dalam
memproduksi kebijakan-kebijakan publik yang adil dan responsif gender kepada
seluruh lapisan masyarakat, baik pria maupun wanita, dengan strategi itu juga,
program pembangunan yang akan dilaksanakan akan menjadi lebih sensitif atau
responsif gender. Hal ini pada gilirannya akan mampu menegakkan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban pria dan wanita atas kesempatan yang sama, pengakuan yang
sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.
Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 26 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan
Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Daerah. Menyatakan
bahwa, Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Daerah
yang selanjutnya disingkat P2WKSS, adalah peningkatan peranan perempuan yang
diselenggarakan melalui serangkaian program, dengan menggunakan pola pendekatan
lintas sektor dan lintas pelaku daerah, yang diarahkan untuk meningkatan
kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas. Yang mana,
Keluarga sehat dan sejahtera adalah keluarga yang sehat jasmani dan rohani yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan.
Dalam
rangka penanggulangan kemiskinan yakni melalui program P2WKSS diharapkan dapat
terselenggara dan mampu memberikan ruang kepada masyarakat untuk membangun
dirinya sendiri.Membentuk mobilisasi dan pemanfaatan seluruh potensi masyarakat
dengan penerapan strategi pemberdayaan masyarakat, tentunya membutuhkan
sumberdaya manusia yang handal yang mampu melaksanakan program ini sebagaimana
yang diinginkan. Akan tetapi pelaksanaan program ini di Kota Parepare masih
terkendala masalah kurangnya partisipasi masyarakat sehingga belum optimal dan
belum mencapai sasaran dalam pelaksanaanya program P2WKSS.Hal ini dikatakan
oleh Penanggung jawab Pelaksanaan program P2WKSS yang menyatakan bahwa
masyarakat kecamatan Bacukiki masih bersifat malas tahu dengan program tersebut.Masyarakat
yang kurang berpatisipasi dalam pelaksanaan program.Menjadikan program tersebut
berjalan kurang optimal.Selain itu, keaadaan masyarakat yang kurang mengerti
terhadap program pembangunan pada masyarakat sehingga membuat sebagian
masyarakat tidak mengetahui program P2WKSS tersebut.
Keberadaan
partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan program P2WKSS di
Kecamatan Bacukiki, baik itu keterlibatan masyarakat sebagai satu kesatuan
ataupun secara individual. Karena keberhasilan pembagunan sangat dipengaruhi
oleh tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Bacukiki.Partisipasi dalam
pembangunan terbagi menjadi dua jenis, yakni partisipasi rakyat dalam
pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang
dan ditentukan tujuannya oleh perencana.Ukuran tinggi rendahnya partisipasi
rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut
bertanggungjawab dalam pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam
melaksanakan proyek program pembanguanan pemerintah. Kedua, partisipasi rakyat
yang berupa kerja sama yang erat antara
perencana dan rakyat, dalam merencanakan , melaksanakan, melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya
partisipasi masyarakat tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat untuk
menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk
ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di wilayah mereka
(Soetrisno, 1995:74)
Berdasarkan
uraian di atas kita patut sadari bahwa partisipasi masyarakat di Kecamatan
Bacukiki dalam program P2WKSS merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan berhasil tidaknya pembangunan di Kecamatan Bacukiki tersebut. Atas
dasar itulah maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judu l“PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN
SEJAHTERA (P2WKSS) DI KECAMATAN BACUKIKI KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI
SELATAN”
1.2 Permasalahan
1.2.1
Identifikasi masalah
Berdasarkan
dari uraian latar belakang di atas, dalam penelitian ini penulis dapat
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada antara lain sebagai berikut :
1. Masih
banyaknya keluarga atau rumah tangga miskin di Kecamatan Bacukiki.
2. Masyarakat
yang kurang mengerti terhadap program pembangunan pada masyarakat sehingga
membuat sebagian masyarkat tidak tahu.
3. Kurangnya
partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program Pembangunan P2WKSS
4. Belum
optimalnya partisipasi masyarakat dalam program P2WKSS di Kecamatan Bacukiki .
1.2.2 Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dilapangan
dan terbatasnya waktu serta luasnya ruang lingkup masalah,maka penulis
menganggap perlu adanya pembatasan masalah.
Dalam penelitian ini, penulis
membatasi permasalahan hanya pada partisipasi masyarakat dalam
pembangunan,khususnya pada Program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga
Sehat dan Sejahtera sebagai upaya peningkatan kualitas hidup manusia di
Kelurahan Bacukiki kota Parepare.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah
diatas,maka dengan penelitian ini penulis memfokuskan beberapa masalah yang
akan diteliti,yaitu :
1. Bagaimana
partisipasi masyarakatdalam program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga
Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) DI Kecamatan Bacukiki Kota Parepare ?
2. Apa
faktor penghambat kesejahteraan masyarakat di kecamatanBacukiki?
3. Upaya-upaya
apa sajakah yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk
mengatasi masalah kemiskinan di
kecamatanBacukiki ?
1.3
Maksud
dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud
Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai
maksud untuk memperoleh data,informasi yang akan digunakan untuk menjelaskan
mengenai Partisipasimasyarakat dalam program Peningkatan Peranan Wanita Menuju
Keluarga Sehat dan Sejahtera(P2WKSS) di Kecamatan Bacukiki, kota Parepare.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam program pembangunan yakni Program
Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di kecamatan
Bacukiki kota Parepare
2 Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mengambat peningkatan kesejahteraan masyarakat di
kecamatan Bacukiki kota Parepare.
3 Untuk
mengetahui upaya yang dilakukan Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam program pembangunan
Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di Kecamatan
Bacukiki Kota Parepare
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan
Teoritis
1. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan awal untuk melakukan penelitian
yang lebih mendalam dalam pengembangan ilmu pemerintahan khususnya menyangkut
konsep Implementasi program Pemerintah dilapangan kepada masyarakat.
2. Dapat
diketahui perbandingan antara teori-teori yang diperoleh selama mengikuti
pendidikan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Diharapkan
dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan
pembangunan dalam masyarakat.
1.4.2 Kegunaan
Praktis
1. Bagi
Penulis
Diharapkan
dalam penelitian ini dapat melatih penulis dalam berpikir secara kritis dengan
melihat keadaan dan fenomena yang ada serta menambah pengalaman,keterampilan
serta memperluas wawasan sehingga membantu dalam proses pelaksanaan tugas
dilapangan nantinya.
2. Bagi
Pemerintah Kota Parepare
Diharapkan dalam penelitian
ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pembangunan
pemerintahan di Kota Parepare,khususnya di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas
Sosial,dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
3. Bagi
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Diharapkan dalam penelitian ini dapat
sebagai bahan masukan dengan kajian yang lebih mendalam terhadap penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 DESAIN
PENELITIAN
Desain
penelitian menurut Nasution (2007:23) yaitu, rencana tentang tata cara
mengumpulkan data agar dapat dilakukan secara ekonomis dengan tujuan penelitian
itu. Dari pengertian tersebut,dapat diuraikan bahwa kegunaan desain penelitian
adalah :
1. Desain
memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti,dalam melakukan
penelitiannya.
2. Desain
itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
penelitian.
3. Desain
penelitian selain memberi gambaran yang jelas mengenai apa yang harus
dilakukan,juga memberikan gambaran tentang macam kesulitan yang akan dihadapi
dan mungkin juga dihadapi oleh para peneliti lainnya.
Menurut
Arikunto (2010:90),menyatakan bahwa desain penelitian adalah sebagai rencana
atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancang-ancang yang akan
dilaksanakan.
Metode
yang digunakan dalam poenelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis
data kualitatif.Penelitian ini berupaya untuk menggali informasi mengenai
Partisipasi Masyarakat dalam Program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga
Sehat dan Sejahtera di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare pada tahun 2014.
Penelitian
yang menggunakan metode deskriptif,dengan melihat kesesuaian dengan permasalahan
yang diambil,bahwa deskriptif berasal dari istilah Bahasa Inggris yang berarti to describeyang berarti memaparkan atau
menggambarkan sesuatu hal,misalnya keadaan,kondisi, situasi,peristiwa,kegiatan
dan lainnya.
Menurut
Whitney dan Nazir (2011:54) menyatakan bahwa “metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat”. Kemudian Sugiyono (2011:11)
menyatakan bahwa “ penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri,baik satu variabel maupun lebih
(independen) tanpa membuat perbandindingan,atau menghubungkan antara satu
variabel satu dengan yang lainnya”.
Metode
deskriptif juga merupakan metode yang menggambarkan hal yang dijadikan sebagai
objek penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nazir
(2011:54) yang menyaakan bahwa :
“Metode
deskriptif adalah suatu metode yang dalam meneliti kelompok manusia,suatu
objek,atau kondisi,suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat
deskripsi,gambaran,atau lukisan secara sistematis,faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta yang terjadi, serta sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.”
Dalam
penelitian ini, berdasarkan analisisnya penulis menggunakan metode deskriptif
dengan mengkombinasikannya dengan metode kualitatif.Williams dalamDalam
penelitian ini, berdasarkan analisisnya penulis menggunakan metode deskriptif
dengan mengkombinasikannya dengan metode kualitatif.Williams dalam Moleong
(2011: 5) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah “pengumpulan data pada
suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah”.
Moleong (2011:6) mengatakan bahwaPenelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilakupeneliti, persepsi,
motivasi, dan tindakan, secara holistik dan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.Moleong (2011:5) mendefinisikan penelitian
kualitatif adalah “pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh
orang atau yang tertarik secara alamiah”.
Moleong (2011: 6) mengatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Pendekatan yang dilakukan
oleh penulis pada saat menyusunan penelitian ini adalah pendekatan induktif
yakni pendekatan yang dilakukan dengan melihat fakta dilapangan, yakni kejadian
yang sebenarnya selanjutnya dapat digunakan penulis sebagai bahan untuk
menjawab dan memecahkan focus penelitian yang dilakukan. Hal ini disebabkan
karena permasalahan yang belum jelas,holistik,kompleks,dinamis dan penuh makna.
Menurut Sugiyono (2011:245) : “Analisis data kualitatif adlah bersifat
induktif”.
Berangkat dari beberapa
pendapat diatas, penulis dapat memberi kesimpulan bahwa metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif adalah dengan tidak hanya
terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data semata-mata, akan tetapi meliputi
analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.
Dilihat dari
tujuannya menurut Raco
(2010:16) tujuan penelitian kualitatif sangat bervariasi yang
dapat dibedakan sebagai berikut :
Apabila penelitian
dilakukan untuk kepentingan
evaluasi, maka tujuannya yaitu untuk melihat efektif tidaknya suatu
program atau kebijakan. Kalau
penelitian itu demi
kepentingan peneliti itu sendiri,
maka sasarannya yaitu
meningkatkan pemahaman atau memperbaharui teori
yang ada. Jika
penelitian dilakukan untukpenulisan disertasi,
maka tujuannya yaitu
memberikan gagasan-gagasan
penting yang menjadi minat dan perhatian pembaca yaitu promotor dan penguji.Penelitian kualitaif
pada hakikatnya berusaha
untuk mendalami kejadian melalui
makna. Selain itu,
penelitian kualitatif juga
berupaya untuk menemukan kemungkinan
pola-pola yang dapat
dikembangkan menjadi teori. Dengan
metode deskriptif dan
analisis data kualitatif, maka metode penelitian yang
dilakukan ditujukan untuk menemukan fakta dan informasi seluas-luasnya berdasar
data yang ada secara apa adanya.
3.2
Ruang
Lingkup Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian yang pertama yaitu untuk menegetahui Partisipasi Masyarakat
dalam program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera
(P2WKSS) di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare kemudian dibagi menjadi 3
Dimensi keiikutsertaan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, evaluasi. Dan selanjutnya,
dimensi-dimensi ini dapat diukur dengan indikator-indikator.
Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat melalui Konsep,
Dimensi, dan Indikator Penelitian pada Tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.1
RUANG LINGKUP PENELITIAN
KONSEP
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
1
|
2
|
3
|
Partisipasi
Masyarakat.
Sumber : Cohen dan uphoff
Dalam Siti Irene (2011:61)
|
1.Keiiutsertaan
masyarakat dalam perencanaan
|
1.Keikutsertaan
masyarakat dalam sosialisasi program P2WKSS
2.keikutsertaan
masyarakat dalam menyampaikan data dan informasi
3.keiikutsertaan masyarakat dalam penetapan
kebijakan program P2WKSS
|
2.Keiikutsertaan
masyarakat dalam pelaksanaan
|
1.keiikutseraan
dalam pelaksanaan program P2WKSS
2.adanya
sumbangan dan dukungan masyarakat
3.tanggungjawab masyarakat terhadap program
P2WKSS
|
|
3.Keiikutsertaan
dalam pemanfaatan hasil
|
1.Terpenuhinya
kebutuhan masyarakat
2.kepedulian
masyarakat untuk menjaga hasil pembangunan
|
|
4.Keterlibatan
dalam pengawasan dan penilaian hasil
|
1.keaktifan
masyarakat dalam melakukan pengawasan
2.keterlibatan
masyarakat dalam menilai hasil pembangunan program P2WKSS
3.Keaktifan masyarakat dalam memberikan
saran dan kritik
|
3.3
Sumber
Data
Sumber data adalah sumber
dimana data dapat diperoleh dan digunakan untuk membantu dalam memecahkan
masalah yang akan dihadapi. Arikunto (2010:48) menambahkan bahwa “sumber data
adalah dari mana kita memperoleh data yang dijadikan sebgai bukti”.
Menurut Arikunto
(2010:172),sumber data dibedakan menjadi tiga yaitu :
1)
Person, yaitu data berupa orang dapat
memberikan data yang berupa jawaban lisan maupun wawancara dan jawaban tertulis
dengan menggunakan angket/kuisioner.
2)
Place, yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam misalnya ruangan,kelengkapan alat atau wujud
benda. Bergerak misalnya aktifitas kerja, laju kendaraan,atau gerak tarik.
3)
Paper, yaitu data berupa symbol yang
menyajikan tanda-tanda berupa huruf,angka,gambar atau symbol-simbol lain.
Berdasarkan
teori diatas, penulis dapat mengklasifikasikan sumber-sumber data tersebut yang
terdiri dari dua jenis data,yaitu :
·
Data Primer adalah data yang diperoleh
langsung melalui wawancara dari narasumber/informan dan hasil pengamatan
langsung dari tempat kejadian.
·
Data Skunder adalah data yang berguna sebagai
pemandu karena data ini diperoleh dari dokumen-dokumen dan berisi informasi
yang berkaitan dengan data yang diperoleh dilapangan. Dalam hal ini,data yang
digunakan peneliti adalah publikasi resmi,arsip atau dokumen tertulis yang
berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam implementasi program P2WKSS di
kecamatan Bacukiki Kota Parepare.
3.4
Informan
Menurut
Burhan Bungin (2007:77) menyatakan bahwa, “memperoleh informasi penelitian key person digunakan apabila peneliti
sudah memahami informasi awal tentang objek peneliti maupun informan
penelitian, sehingga membutuhkan key
person untuk mulai melaksanakan wawancara”.
Informan
yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah key person yaitu para pejabat yang dianggap memahami masalah dan
tujuan penelitian ini. Adapun key persontersebut
adalah :
1) Kepala
Dinas Sosial
2) Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan
3) Tokoh
Masyarakat
3.5
Teknik Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian
3.5.1
Teknik Pengumpulan Data
Menurut pendapat Arikunto (2010:265)
bahwa “pengumpulan data atau metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis,dengan prosedur yang
berstandar” dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa
:
1) Penelitian
kepustakaan,yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari
buku-buku,peraturan perundang-undangan dan sumber referensi yang lain untuk
menunjang permasalahan yang diteliti serta yang memiliki hubungan dengan
penelitian yang akan diteliti.
2) Penelitian
lapangan,yaitu suatu teknik pengumpulan data yang mana peneliti terjun langsung
ke lokasi penelitian. Dalam pelaksanaanpenelitian ini,penulis mengumpulkan
data-data dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
Sugiyono (2012:231) mendefinisikan bahwa
, “wawancara interview adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu
topik tertentu. “Wawancara digunakan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam.
b. Dokumentasi
Merupakan data dari informasi yang
dilakukan dengan mengambil dokumen atau catatan dalam bentuk apapunyang ada
kaitannya dengan penelitian yang dilakukan.Menurut Sugiyono (2014:240) bahwa,
“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.” Dokumen bisa dalam
bentuk tulisan,gambar atau karya-karya dokumentasi dari seseorang.
3.5.2
Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian kualitatif.
Dimana menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:223) bahwa :
Dalam
penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
sebagai instrument penelitian utama. Alasannya adalah bahwa segala sesuatu yang
belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, focus penelitian,prosedur
penelitian,hipotesis yang digunakan bahkan hasil yang dihadapkan itu semua
belum dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih
perlu dikembangkan dalam penelitian itu,tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai satu-satu nya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan
pernyataan diatas,maka yang menjadi instrument penelitian dalam penelitian ini
adalah peneliti itu sendiri, yang menggunakan alat bantu berupa : Pedoman
Wawancara, kamera/video, memo/catatan dan Alat Tulis.
3.6
Teknik
Analisis Data
Dalam
penelitian kualitatif, maka data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara
terus menerus. Seperti yang dinyatak oleh Miles dan Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2012:246) bahwa “ aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,sehingga
datanya sudah jenuh”. Dalam
analisis ini, data kualitatif juga bersifat induktif dimana suatu analisis
berdasarkan atas data yang diperoleh,selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,yang
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan
data yang terkumpul.
Adapun
teknik analisis data yang diginakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Reduksi
Data ( Data Reducation)
Sugiyono (2012:247)
menyimpulkan bahwa meruduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal yang
cocok,memfokuskan pada hal-hl yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencari bila diperlukan.
2. Sajian Data ( Data Display)
Setelah data
direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono
(2012:249) bahwa, ”yang paling sering dilakukan untuk menyajikan data adalah
dengan teks yang sifatnya naratif.” Melalui penyajian data memungkinkan
peneliti mengambil kesimpulan.
3. Conclusion Drawing Nerifikasi
Penarikan kesimpulan
dan verifikasi yang merupakan langkah terakhir dari analisis data dan merupakan
temuan baru yang sebelunya belum pernah ada.
Berikut ini adalah bagan mengenai teknik analisis data
yang digunakan oleh Penulis dalam melakukan penelitian ini
Gambar
3.2
:Analisis Data model Miles dan Hubernab
(dalamSugiyono:2012:247)
Data Collection
|
Data Display
|
Data Reducation
|
Conclusions Drawing Verifying
|
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.7.1
Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan
menjadi tempat penelitian bagi penulis adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan dengan alasan belum
pernah dilaksanakan penelitian sejenis ini di Kota Parepare.
3.7.2
Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan
sesuai dengan kalender akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).Jadwal
Penelitian akan dijelaskan pada tabelberikut :
Tabel 3.2
Kegiatan
|
Waktu
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sep 2014
|
Okt
2014
|
Nov
2014
|
Des
2014
|
Jan
2015
|
Feb
2015
|
Mar
2015
|
Apr
2015
|
Mei
2015
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||||
Bimbingan UP
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seminar UP
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pembekalan Penelitian
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pelaksanaan Penelitian
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bimbingan Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengumpulan Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ujian Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ujian Perbaikan Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perbaikan&
Pe-ngumpulan Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yudisium & Wisuda
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jadwal
Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi Wasana Praja Tahun Akademik
2014/2015
Sumber : Kalender Akademik IPDN T.A 2014/2015
Ket : Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2
Jadwal PenelitiandanPenyusunanSkripsi
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
||||||||||||||||||||||||||||
2014-2015
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Okt
|
Nov
|
Des
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
PenyusunanUsulanMagang
|
|||||||||||||||||||||||||||||
2
|
Seminar UsulanMagang
|
|||||||||||||||||||||||||||||
3
|
Cuti Natal, MagangdanPengumpulan data
|
|||||||||||||||||||||||||||||
4
|
Penyusunan
Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||
5
|
BimbingandanPengajuan
Skripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||
6
|
UjianKomprehensif
|
|||||||||||||||||||||||||||||
7
|
PerbaikanSkripsi
|
|||||||||||||||||||||||||||||
TahunAkademik 2014/2015
Sumber :
Kalender Akademik IPDN Tahun 2014/2015
Keterangan :
Pelaksanaan magang