KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN DALAM
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
KECAMATAN BONTOALA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyusun laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Harapan
saya semoga laporan ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Makassar,
Oktober 2015
Camat Bontoala
Syamsul Bahri, S.IP
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Roda
pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan
sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak sistem
demokrasi nampaknya perlahan sudah mulai terasakan. Kebebasan untuk menyatakan
suatu pendapat serta keterbukaan antara pemerintah dan rakyat merupakan salah
satu bentuk kemajuan sistem demokrasi di Indonesia. Dicetuskannya otonomi
daerah dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 di Indonesia, boleh dikatakan membawa
sedikit keleluasaan bagi suatu daerah yang ketika itu merasa terkekang oleh
sistem sentralistik. Meskipun tidak begitu sepenuhnya tetapi paling tidak salah
satu manfaat positifnya adalah diberikannya kesempatan atau kewenangan bagi
suatu pemerintah daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai cita
– cita dan keinginan daerah itu sendiri.
Sebagaimana
yang terjadi pada lingkup SKPD Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Dalam menjalankan mekanisme sistem otonomi
daerah, terlebih di ueforia era reformasi saat ini pemerintah setempat selaku
pembuat kebijakan, utamanya dalam tataran proses pembangunan dan pengelolaan
daerah, diharapkan dapat mengambil langkah yang strategis dan pro terhadap rakyat.
Situasi seperti ini mungkin menjadi
tantangan bagi pemerintah akan tetapi justru dengan tantangan itu paling tidak
dapat menjadi motivasi untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam merumuskan
suatu kebijakan. Artinya, pemerintah mempunyai tanggung jawab lebih besar dalam
menentukan arah kemajuan pembangunan Kecamatan Bontoala ke depan. Sikap
keterbukaan dan diiringi komitmen kuat upaya pemerintah dalam menggali dan
memaksimalkan segala potensi yang ada, perlahan saat ini aspek pembangunan di
Wilayah Kecamatan Bontoala mulai lebih terlihat, terlebih seiring dengan peran
aktif masyarakat pada saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) baik
Tingkat Kelurahan maupun Tingkat Kecamatan.
Persoalan
pembangunan pada prinsipnya adalah menyangkut nasib kehidupan seluruh lapisan
masyarakat, maka idealnya kebijakan yang telah ditetapkan perlu diketahui oleh
publik agar tidak terjadi kesalahpahaman (miiscommunication) antara pihak yang
memerintah dan diperintah. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak bisa
dikesampingkan sebab di tengah lapisan masyarakat yang heterogen terdapat
sistem – sistem sosial yang condong memiliki sikap aktif dan senantiasa
mengawal proses jalannya suatu roda pemerintahan. Khalayak pada dasarnya sama
sekali tidak bersifat pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan saja terjadi saling berhubungan tetapi juga dapat saling
dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
Perlu
dipahami, bahwa esensi dari pada pembangunan merupakan suatu proses. Jadi
selama proses itu berlangsung, maka akan terjadi interaksi yang melibatkan
beberapa elemen – elemen sistem sosial yang dapat mempengaruhi bagaimana
jalannya proses pembangunan tersebut. Agaknya, semua ini tidak lepas dari peran
komunikasi. Sama halnya dengan esensi pembangunan. Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media. Dari sedikit pengertian mengenai komunikasi diatas dapat
dipahami bahwa eksistensi komunikasi dalam menunjang proses pembangunan sangat
dibutuhkan. Terutama dalam bidang penyampaian informasi atau sosialisasi
kebijakan serta interaksi pemerintah dengan masyarakat. Dengan demikian
diharapkan masyarakat dapat mengeluarkan segala ide maupun keluhan yang
menyangkut permasalahan diwilayah tersebut.
Sosialisasi
kebijakan merupakan langkah bijak untuk menginformasikan suatu progam kepada
masyarakat. Perumusan kebijakan dengan didasari ide – ide kreatif, inovatif,
dan kemudian dilanjutkan dengan cara sosialisasi yang tepat itulah yang
nantinya diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari pada proses pembangunan.
Informasi – informasi yang menyangkut suatu kebijakan terutama tentang konsep
pembangunan sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi jika kebijakan tersebut
bersifat baru. Setiap pembangunan pasti akan selalu menghadapi masalah,
demikian juga dalam proses pembangunan daerah. Masalah secara umum dapat
disebutkan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kondisi negatif, sehingga
terjadi ketidakpuasan. Dalam hubungan dengan pembangunan daerah, permasalahan
bisa diketahui melalui keluhan – keluhan masyarakat.
Di
sini terdapat apa perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada
dalam masyarakat. Dengan kata lain, keluhan timbul sebagai pernyataan tidak
terpenuhinya kepentingan seseorang atau suatu kelompok dalam masyarakat. Di
mana partisipasi masyarakat dianggap suatu yang paling penting. Langkah Pemerintah
Kecamatan Bontoala Kota Makassar saat ini menjadi salah satu aktifitas yang
menarik untuk dikaji dalam penelitian ini. Dimana Pemerintah Kecamatan Bontoala
dalam hal ini Camat beserta Lurah aktif turun ke wilayah untuk berkomunikasi bersama
masyarakat untuk secara bersama menyelesaikan permasalahan – permasalahan
terutama menyangkut hal pembangunan, komunikasi tersebut sangat dibutuhkan
sebagai saluran guna membantu penyebaran arus pesan atau informasi yang akan
tersebar di masyarakat.
Pada
dasarnya banyak model – model komunikasi yang dijadikan sebagai sarana
penyebaran informasi atau sosialisasi namun tidak semua model komunikasi bisa
berjalan secara efektif serta merupakan salah satu gejala dan bentuk upaya Pemerintah
Kecamatan Bontoala Kota Makassar dalam menggunakan model komunikasi untuk
mensosialisasikan kebijakan yang sekaligus melibatkan peran serta masyarakat
untuk merumuskan konsep baru dalam konteks pembangunan yang akan diterapkan.
Selain itu dalam komunikasi pembangunan yang di utamakan adalah kegiatan
mendidik dan memotivasi masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Dari
ilustrasi atau latar belakang singkat yang di uraikan diatas, maka permasalahan
yang urgen perlu dirumuskan adalah sebagai berikut “ Bagaimana model kebijakan Pemerintah
Kecamatan dalam komunikasi pembangunan ”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui model kebijakan Pemerintah Kecamatan
dalam komunikasi pembangunan.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara
teoritis sebagai sarana untuk mengembangkan dan untuk menambah khazanah ilmu
komunikasi khususnya dalam memahami kebijakan Pemerintah Kecamatan dalam
komunikasi pembangunan.
2. Manfaat praktis
Secara
praktis memberi sumbangan pengetahuan kepada segenap pihak di lingkungan
Pemerintah Kecamatan Bontoala, khususnya model kebijakan Pemerintah Kecamatan
dalam komunikasi pembangunan kepada masyarakat.
E.
Definisi Konsep
Definisi
konsep merupakan penjelasan singkat tentang sejumlah gejala dan fakta yang ada
agar tidak terjadi salah pemahaman tentang konsep yang diajukan. Dalam hal ini
konsep – konsep yang dipergunakan itu biasanya dipahami dan dimengerti oleh
penyusun sendiri. Adapun beberapa definisi konsep yang perlu penulis jelaskan
sebagai berikut :
1. Sosialisasi
Istilah
kata sosialisasi tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat luas.
Pemakaian kata ini biasanya sering kita dengar terutama terkait dengan adanya
suatu program dari suatu pihak atau lembaga (pemilik program) untuk disampaikan
ke pelaksana program yang akan direalisasikan. Sosialisasi adalah pendekatan
yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Dengan kata lain, sosialisasi
merupakan bentuk upaya menyebarluaskan informasi kepada khalayak atau
masyarakat luas. Hal itu dimaksudkan agar khalayak dapat menerima dan memahami
isi dari pada informasi tersebut. Pada sisi teknisnya, sosialisasi dapat
dilakukan dengan beragam model atau cara agar sosialisasi tersebut berjalan
sesuai harapan dan seefektif mungkin.
2.
Kebijakan
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi kebijakan adalah rangkaian konsep dan
asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dalam konteks hubungan
pemerintahan dan masyarakat biasanya disebut dengan istilah kebijakan
publik. Harrold Lasswell dan Abraham
Kaplan berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai –
nilai, dan praktik – praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Penjelasannya,
bahwa pengambil kebijakan telah memilih untuk menjalankan suatu kebijakan
dikarenakan dalam kebijakan tersebut berisi nilai – nilai serta praktika sosial
di masyarakat yang kemudian dipilih untuk dilaksanakan demi terwujudnya suatu
tujuan.
3.
Pembangunan
Dalam
pengertian sehari – hari yang sederhana, dapatlah disebut bahwa pembangunan
merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf
hidup mereka. Namun untuk suatu pembahasan yang berlatar belakang ilmiah, tentu
harus diusahakan suatu pengertian yang kurang lebih menggambarkan apa yang
dimaksud sebagai pembangunan, yang secara umum dapat diterima oleh mereka yang
ikut membahasnya. Dalam tulisan – tulisan mengenai pembangunan, pengertian –
pengertian berikut ini biasanya selalu dikaitkan dalam menyusun suatu definisi
pembangunan yaitu : modernisasi, perubahan sosial, industrialisasi,
westernisasi, pertumbuhan (growth), dan evolusi sosio – kultural. Sebagian
besar dari istilah tersebut walaupun memang ada gunanya dalam menyusun
pengertian mengenai pembangunan untuk keperluan yang berbeda – beda, tapi
terasa kurang sesuai dengan apa yang sesungguhnya dimaksudkan sebagai
pembangunan. Menurut Frey, pengertian pengertian pertumbuhan (growth) terasa
terlalu luas, sedangkan industrialisasi, terlalu sempit. Begitu pun dengan
istilah westernisasi, yang terasa bersifat pariokal (sempit wawasannya) dan
meragukan. Yang paling populer di antara semuanya adalah istilah modernisasi
dan pembangunan, yang menyebabkan kedua istilah itu seringkali dianggap
merupakan sinonim satu dengan yang lainnya.
Rogers
(1969, 1971) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses yang terjadi pada
level atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi menunjuk pada proses
yang terjadi pada level individu. Yang paling sering, kalaupun pengertian kedua
istilah tersebut dibedakan, maka pembangunan dimaksudkan yang terjadi di bidang
ekonomi, atau lebih mencakup seluruh proses yang analog dan seiring dengan itu,
dalam masyarakat secara keseluruhan.
4. Model Komunikasi
Pembangunan
Model
secara sederhana adalah “gambaran” yang dirancang untuk mewakili kenyataan.
Sedangkan komunikasi dan pembangunan dua hal yang saling berkaitan. Yang
dimaksud model adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komunikasi
lainnya. Penyajian model ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses
komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
Komunikasi
pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang kepada khalayak guna
mengubah sikap, pandangan atau perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan
lahiriah dan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan oleh seluruh rakyat.
Dalam arti luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi
sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal – balik diantara semua
pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan terutama antara masyarakat dengan
pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian
terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan
segala upaya cara, serta tehnik penyampaian gagasan, dan ketrampilan –
ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan
dan ditujukan kepada masyarakat luas.
Dengan
demikian, dalam penelitian ini konsep dari model komunikasi pembangunan adalah
gambaran mengenai proses komunikasi
dalam suatu kegiatan proses pembangunan agar dapat diketahui bahwa melalui
model komunikasi bisa dilihat faktor – faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi pada sebuah kegiatan sosialisasi kebijakan pembangunan yang
dilakukan Pemerintahan Kecamatan Bontoala Kota Makassar kepada masyarakat.
KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN DALAM
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
KECAMATAN BONTOALA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyusun laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Harapan
saya semoga laporan ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Makassar,
Oktober 2015
Camat Bontoala
Syamsul Bahri, S.IP
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Roda
pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan
sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak sistem
demokrasi nampaknya perlahan sudah mulai terasakan. Kebebasan untuk menyatakan
suatu pendapat serta keterbukaan antara pemerintah dan rakyat merupakan salah
satu bentuk kemajuan sistem demokrasi di Indonesia. Dicetuskannya otonomi
daerah dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 di Indonesia, boleh dikatakan membawa
sedikit keleluasaan bagi suatu daerah yang ketika itu merasa terkekang oleh
sistem sentralistik. Meskipun tidak begitu sepenuhnya tetapi paling tidak salah
satu manfaat positifnya adalah diberikannya kesempatan atau kewenangan bagi
suatu pemerintah daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai cita
– cita dan keinginan daerah itu sendiri.
Sebagaimana
yang terjadi pada lingkup SKPD Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Dalam menjalankan mekanisme sistem otonomi
daerah, terlebih di ueforia era reformasi saat ini pemerintah setempat selaku
pembuat kebijakan, utamanya dalam tataran proses pembangunan dan pengelolaan
daerah, diharapkan dapat mengambil langkah yang strategis dan pro terhadap rakyat.
Situasi seperti ini mungkin menjadi
tantangan bagi pemerintah akan tetapi justru dengan tantangan itu paling tidak
dapat menjadi motivasi untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam merumuskan
suatu kebijakan. Artinya, pemerintah mempunyai tanggung jawab lebih besar dalam
menentukan arah kemajuan pembangunan Kecamatan Bontoala ke depan. Sikap
keterbukaan dan diiringi komitmen kuat upaya pemerintah dalam menggali dan
memaksimalkan segala potensi yang ada, perlahan saat ini aspek pembangunan di
Wilayah Kecamatan Bontoala mulai lebih terlihat, terlebih seiring dengan peran
aktif masyarakat pada saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) baik
Tingkat Kelurahan maupun Tingkat Kecamatan.
Persoalan
pembangunan pada prinsipnya adalah menyangkut nasib kehidupan seluruh lapisan
masyarakat, maka idealnya kebijakan yang telah ditetapkan perlu diketahui oleh
publik agar tidak terjadi kesalahpahaman (miiscommunication) antara pihak yang
memerintah dan diperintah. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak bisa
dikesampingkan sebab di tengah lapisan masyarakat yang heterogen terdapat
sistem – sistem sosial yang condong memiliki sikap aktif dan senantiasa
mengawal proses jalannya suatu roda pemerintahan. Khalayak pada dasarnya sama
sekali tidak bersifat pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan saja terjadi saling berhubungan tetapi juga dapat saling
dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
Perlu
dipahami, bahwa esensi dari pada pembangunan merupakan suatu proses. Jadi
selama proses itu berlangsung, maka akan terjadi interaksi yang melibatkan
beberapa elemen – elemen sistem sosial yang dapat mempengaruhi bagaimana
jalannya proses pembangunan tersebut. Agaknya, semua ini tidak lepas dari peran
komunikasi. Sama halnya dengan esensi pembangunan. Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media. Dari sedikit pengertian mengenai komunikasi diatas dapat
dipahami bahwa eksistensi komunikasi dalam menunjang proses pembangunan sangat
dibutuhkan. Terutama dalam bidang penyampaian informasi atau sosialisasi
kebijakan serta interaksi pemerintah dengan masyarakat. Dengan demikian
diharapkan masyarakat dapat mengeluarkan segala ide maupun keluhan yang
menyangkut permasalahan diwilayah tersebut.
Sosialisasi
kebijakan merupakan langkah bijak untuk menginformasikan suatu progam kepada
masyarakat. Perumusan kebijakan dengan didasari ide – ide kreatif, inovatif,
dan kemudian dilanjutkan dengan cara sosialisasi yang tepat itulah yang
nantinya diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari pada proses pembangunan.
Informasi – informasi yang menyangkut suatu kebijakan terutama tentang konsep
pembangunan sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi jika kebijakan tersebut
bersifat baru. Setiap pembangunan pasti akan selalu menghadapi masalah,
demikian juga dalam proses pembangunan daerah. Masalah secara umum dapat
disebutkan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kondisi negatif, sehingga
terjadi ketidakpuasan. Dalam hubungan dengan pembangunan daerah, permasalahan
bisa diketahui melalui keluhan – keluhan masyarakat.
Di
sini terdapat apa perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada
dalam masyarakat. Dengan kata lain, keluhan timbul sebagai pernyataan tidak
terpenuhinya kepentingan seseorang atau suatu kelompok dalam masyarakat. Di
mana partisipasi masyarakat dianggap suatu yang paling penting. Langkah Pemerintah
Kecamatan Bontoala Kota Makassar saat ini menjadi salah satu aktifitas yang
menarik untuk dikaji dalam penelitian ini. Dimana Pemerintah Kecamatan Bontoala
dalam hal ini Camat beserta Lurah aktif turun ke wilayah untuk berkomunikasi bersama
masyarakat untuk secara bersama menyelesaikan permasalahan – permasalahan
terutama menyangkut hal pembangunan, komunikasi tersebut sangat dibutuhkan
sebagai saluran guna membantu penyebaran arus pesan atau informasi yang akan
tersebar di masyarakat.
Pada
dasarnya banyak model – model komunikasi yang dijadikan sebagai sarana
penyebaran informasi atau sosialisasi namun tidak semua model komunikasi bisa
berjalan secara efektif serta merupakan salah satu gejala dan bentuk upaya Pemerintah
Kecamatan Bontoala Kota Makassar dalam menggunakan model komunikasi untuk
mensosialisasikan kebijakan yang sekaligus melibatkan peran serta masyarakat
untuk merumuskan konsep baru dalam konteks pembangunan yang akan diterapkan.
Selain itu dalam komunikasi pembangunan yang di utamakan adalah kegiatan
mendidik dan memotivasi masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Dari
ilustrasi atau latar belakang singkat yang di uraikan diatas, maka permasalahan
yang urgen perlu dirumuskan adalah sebagai berikut “ Bagaimana model kebijakan Pemerintah
Kecamatan dalam komunikasi pembangunan ”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui model kebijakan Pemerintah Kecamatan
dalam komunikasi pembangunan.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara
teoritis sebagai sarana untuk mengembangkan dan untuk menambah khazanah ilmu
komunikasi khususnya dalam memahami kebijakan Pemerintah Kecamatan dalam
komunikasi pembangunan.
2. Manfaat praktis
Secara
praktis memberi sumbangan pengetahuan kepada segenap pihak di lingkungan
Pemerintah Kecamatan Bontoala, khususnya model kebijakan Pemerintah Kecamatan
dalam komunikasi pembangunan kepada masyarakat.
E.
Definisi Konsep
Definisi
konsep merupakan penjelasan singkat tentang sejumlah gejala dan fakta yang ada
agar tidak terjadi salah pemahaman tentang konsep yang diajukan. Dalam hal ini
konsep – konsep yang dipergunakan itu biasanya dipahami dan dimengerti oleh
penyusun sendiri. Adapun beberapa definisi konsep yang perlu penulis jelaskan
sebagai berikut :
1. Sosialisasi
Istilah
kata sosialisasi tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat luas.
Pemakaian kata ini biasanya sering kita dengar terutama terkait dengan adanya
suatu program dari suatu pihak atau lembaga (pemilik program) untuk disampaikan
ke pelaksana program yang akan direalisasikan. Sosialisasi adalah pendekatan
yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Dengan kata lain, sosialisasi
merupakan bentuk upaya menyebarluaskan informasi kepada khalayak atau
masyarakat luas. Hal itu dimaksudkan agar khalayak dapat menerima dan memahami
isi dari pada informasi tersebut. Pada sisi teknisnya, sosialisasi dapat
dilakukan dengan beragam model atau cara agar sosialisasi tersebut berjalan
sesuai harapan dan seefektif mungkin.
2.
Kebijakan
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi kebijakan adalah rangkaian konsep dan
asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dalam konteks hubungan
pemerintahan dan masyarakat biasanya disebut dengan istilah kebijakan
publik. Harrold Lasswell dan Abraham
Kaplan berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai –
nilai, dan praktik – praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Penjelasannya,
bahwa pengambil kebijakan telah memilih untuk menjalankan suatu kebijakan
dikarenakan dalam kebijakan tersebut berisi nilai – nilai serta praktika sosial
di masyarakat yang kemudian dipilih untuk dilaksanakan demi terwujudnya suatu
tujuan.
3.
Pembangunan
Dalam
pengertian sehari – hari yang sederhana, dapatlah disebut bahwa pembangunan
merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf
hidup mereka. Namun untuk suatu pembahasan yang berlatar belakang ilmiah, tentu
harus diusahakan suatu pengertian yang kurang lebih menggambarkan apa yang
dimaksud sebagai pembangunan, yang secara umum dapat diterima oleh mereka yang
ikut membahasnya. Dalam tulisan – tulisan mengenai pembangunan, pengertian –
pengertian berikut ini biasanya selalu dikaitkan dalam menyusun suatu definisi
pembangunan yaitu : modernisasi, perubahan sosial, industrialisasi,
westernisasi, pertumbuhan (growth), dan evolusi sosio – kultural. Sebagian
besar dari istilah tersebut walaupun memang ada gunanya dalam menyusun
pengertian mengenai pembangunan untuk keperluan yang berbeda – beda, tapi
terasa kurang sesuai dengan apa yang sesungguhnya dimaksudkan sebagai
pembangunan. Menurut Frey, pengertian pengertian pertumbuhan (growth) terasa
terlalu luas, sedangkan industrialisasi, terlalu sempit. Begitu pun dengan
istilah westernisasi, yang terasa bersifat pariokal (sempit wawasannya) dan
meragukan. Yang paling populer di antara semuanya adalah istilah modernisasi
dan pembangunan, yang menyebabkan kedua istilah itu seringkali dianggap
merupakan sinonim satu dengan yang lainnya.
Rogers
(1969, 1971) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses yang terjadi pada
level atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi menunjuk pada proses
yang terjadi pada level individu. Yang paling sering, kalaupun pengertian kedua
istilah tersebut dibedakan, maka pembangunan dimaksudkan yang terjadi di bidang
ekonomi, atau lebih mencakup seluruh proses yang analog dan seiring dengan itu,
dalam masyarakat secara keseluruhan.
4. Model Komunikasi
Pembangunan
Model
secara sederhana adalah “gambaran” yang dirancang untuk mewakili kenyataan.
Sedangkan komunikasi dan pembangunan dua hal yang saling berkaitan. Yang
dimaksud model adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komunikasi
lainnya. Penyajian model ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses
komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
Komunikasi
pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang kepada khalayak guna
mengubah sikap, pandangan atau perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan
lahiriah dan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan oleh seluruh rakyat.
Dalam arti luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi
sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal – balik diantara semua
pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan terutama antara masyarakat dengan
pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian
terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan
segala upaya cara, serta tehnik penyampaian gagasan, dan ketrampilan –
ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan
dan ditujukan kepada masyarakat luas.
Dengan
demikian, dalam penelitian ini konsep dari model komunikasi pembangunan adalah
gambaran mengenai proses komunikasi
dalam suatu kegiatan proses pembangunan agar dapat diketahui bahwa melalui
model komunikasi bisa dilihat faktor – faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi pada sebuah kegiatan sosialisasi kebijakan pembangunan yang
dilakukan Pemerintahan Kecamatan Bontoala Kota Makassar kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar