TEORI PILIHAN RASIONAL DAN TEORI KELEMBAGAAN
Tumbuhnya dominasi teori pilihan
rasional dalam ilmu politik adalah pertimbangan utama yang memotivasi March dan Olsen untuk
mendukung versi normatif mereka dalam kelembagaan baru. Menyatakan bahwa teori
pilihan rasional tergantung pada kekuatan analitis kekuatan terhadap penggunaan pemaksimalan keputusan
individual, akan nampak bahwa usaha untuk menghubungkan teori tersebut pada
kelembagaan dan hambatan pengaruh dari lembaga akan menjadi berlawanan dan tidak sesuai. Disamping basis individualistis
mendukung pendekatan analitis, ahli
kelembagaan pilihan rasional telah benar – benar memahami bahwa sebagian besar
kehidupan politik terjadi dalam lembaga (Lihat Tsebelis, 1990), dan mampu
memberikan penjelasan komprehensif dari
teori politik mereka harus arahkan dalam sifat dan peran dari lembaga
politik.
RASIONALISASI KELEMBAGAAN
Kontradiksi yang ada dalam kelembagaan pilihan rasional diselesaikan
dalam praktek, jika bukan alasan lain
dimana individual menyadari bahwa aturan kelembagaan juga membatasi para
pesaing mereka dalam permainan apapun dalam memaksimalkan para pesaing
yang percaya untuk dilibatkan (Weingast,
1996).
Kapasitas
untuk menghasilkan rasionalitas kolektif dari tindakan pilihan rasional yang
mungkin tanpa adanya aturan kelembagaan, menghasilkan ketidakrasionalan
kolektif adalah ciri utama dari pandangan pilihan rasional dalam lembaga.
Dalam
pendekatan rasionalisasi kelembagaan, kelembagaan dikonseptualisasikan sebagian
besar sebagai kumpulan dari masukan positif dan motivasi aturan negatif untuk
individual, dengan maksimalisasi kemampuan individual memberikan dinamika untuk
perilaku dalam model ini.
KERAGAMAN
PILIHAN RASIONAL KELEMBAGAAN
A. Sekumpulan asumsi umum. Variasi berbeda dari versi
pilihan rasional kelembagaan semuanya berasumsi bahwa individual adalah aktor
utama dalam proses politik dan bahwa individual tersebut bertindak rasional
untuk memaksimalkan kegunaan personal. Dalam istilah yang digunakan oleh Scott (1995a), sebagian
besar analisis pilihan rasional
cenderung menjadi regulatif daripada normatif atau kognitif. .
B. Sekumpulan Masalah Umum. Pendekatan pilihan rasional semuanya
mempertimbangkan cara – cara menghambat variabilitas dari perilaku manusia dan
dalam menyelesaikan masalah klasik yang muncul dalam bentuk politik dan lainnya
dari pengambilan keputusan kolektif (Bates, 1988). Masalah lainnya adalah pandangan pilihan rasional dalam
lembaga adalah koordinasi dan kendali dari birokrasi publik. Tugas utama dari
desain kelembagaan karena itu menjadi untuk mengembangkan konfigurasi lembaga
yang akan menjamin pemenuhan dari para anggotanya dengan keinginan dari atasan
mereka (Horn, 1995).
C. Tabula Rasa. Pilihan pandangan rasional berasumsi
bahwa lembaga dibentuk pada tabula rasa. Hasil dari proses desain ditentukan
oleh sifat dari insentif dan hambatan yang sedang dibangun dalam lembaga.
Asumsi yang menyatakan bahwa sejarah masa lalu dari lembaga atau organisasi
adalah sedikit pertimbangan dan kumpulan baru dari insentif bisa menghasilkan
perubahan perilaku lebih mudah.
LEMBAGA SEBAGAI ATURAN
Versi dari pendekatan pilihan rasional
mengkonseptualisasikan lembaga sebagai
kumpulan dari aturan dengan para anggota dari organisasi atau lembaga – menyepakati aturan tersebut dalam
pertukaran manfaat sebagaimana mereka
mampu memperoleh keanggotaan mereka dalam struktur tersebut.
ATURAN KEPUTUSAN
Pandangan alternatif dari peran teori pilihan rasional dalam analisis
kelembagaan juga tergantung pada aturan,
tetapi aturan ini dikonseptualisasikan sebagai pemenuhan secara signifikan,
tujuan berbeda. James Buchanan dan Gordon Tullock, ne Calculus of Consent (1962).
Dua ilmuwan ini memberikan interpretasi
pilihan publik dan memberikan dasar, dari
lembaga politik. Mereka mempertimbangkan penulisan konstitusi sebagai
pertanyaan dari desain kelembagaan (lihat juga Sartori, 1997) dan sebagai
proses yang akan dilakukan dengan baik jika para pembentuk mempertimbangkan
aturan keputusan apa yang ada dalam dokumen mereka pada pilihan dari kumpulan
keputusan mereka.
INDIVIDUAL
DALAM ORGANISASI
Pandangan dari aktor rasional yang berusaha untuk menggunakan kelembagaan
untuk memenuhi tujuan individualnya. Sebagai contoh, William Niskanen (1971,
1994) telah menyatakan bahwa para pemimpin dari organisasi birokratis dalam
pemerintahan menggunakan posisi mereka untuk memaksimalkan kegunaan personal,
biasanya melalui instrumen seperti
anggaran yang lebih besar dan alokasi lebih besar dari personel.
MODEL AGEN
UTAMA
Interaksi diantara lembaga dan antara individual dan lembaga, bisa
dipertimbangkan dari pandangan model agen utama. Pandangan ini bisa diaplikasikan dalam
organisasi sebagaimana melayani sebagai cara memahami interaksi diantara grup
lembaga dalam sektor publik. Sebagai contoh, dalam organisasi publik pemimpin
dari organisasi tersebut (apakah perdana menteri atau administratur) bisa bekerja sebagai
agen untuk para pegawainya.
PERMAINAN TEORITIS
VERSI LEMBAGA
Masalah dari pemenuhan bisa juga
dikonseptualisasikan sebagai sekumpulan
permainan diperankan antara aktor (biasanya para legislatur) berusaha untuk
memastikan pemenuhan pekerjaan dari
aktor lainnya (biasanya birokrat), sedangkan aktor birokrat tersebut secara umum mencari
kebebasan lebih besar untuk tindakan.
Konsepsi teoritis permainan dari teori kelembagaan
ada kesamaan dengan model agen utama. Keduanya dipusatkan pada pemecahan
masalah, berasumsi bahwa para legislatur
berusaha mengenali cara untuk mencegah penyimpangan dari para birokrat.
Perbedaan antara dua versi dari pilihan rasional kelembagaan nampak pada
bagaimana proses pemenuhan dikonseptualisasikan. Pada teori versi permainan,
masalah lebih bilateral dengan dua aktor yang berusaha untuk mengkomitmenkan
pada pemenuhan lainnya dengan istilah dari penawaran yang sama-sama dipahami.
PERTANYAAN
TENTANG TEORI KELEMBAGAN
Apa yang dimaksud kelembagaan?
(Kiser dan Ostrom, 1982, p 1.79). bahwa
lembaga adalah: aturan digunakan oleh individual untuk menentukan siapa dan apa
yang dimasukan dalam situasi keputusan, bagaimana informasi disusun, tindakan
apa yang bisa dilakukan dan dalam
susunan apa dan bagaimana tindakan
individual akan menjadi dikumpulkan kedalam tindakan kolektif ……semuanya eksis
dalam bahasa bersama oleh sebagian komunitas individual daripada bagian fisik
dari sebagian lingkungan eksternal.
Formasi Kelembagaan.
Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud lembaga, kita kemudian harus menanyakan bagaimana lembaga bisa terbentuk. Lembaga tidak
terbentuk secara otomatis karena mereka diperlukan, tetapi harus diciptakan
(lihat Sugden, 1986).
Logika dari pembentukan kelembagaan dan struktur
aturan yang dipilih adalah untuk menyesuaikan dan membentuk situasi keputusan
tertentu. Sebagai contoh, bagaimana bisa sistem aturan didesain dengan tujuan
untuk memaksimalkan kendali efektif organisasi
legislatif terhadap birokrasi dan bagaimana bisa dibuat untuk menolak
masa jabatan dari periode legislatif tertentu.
Perubahan Kelembagaan
Ada
pernyataan lain dari perbedaan analitis fundamental antara teori variansi dan
proses (kelembagaan) teori dari lembaga (Mohr, 1982). Perubahan kelembagaan
adalah secara eksogen (dari faktor eksternal atau luar) pada model dimana
tujuannya adalah untuk menjelaskan hasil dan karena itu secara umum diabaikan,
kecuali masalah modeling yang baru yang telah terjadi. Perubahan terjadi ketika
lembaga yang ada telah gagal untuk
memenuhi kebutuhan pembentukannya.
Definisi dari kegagalan adalah tidak
berharga tetapi mungkin berhubungan dengan definisi dari “lembaga yang
baik. Apa yang paling penting adalah perubahan proses didasari, bahkan jika
melibatkan tanpa keahlian dengan lembaga yang ada, daripada proses
berkelanjutan diasumsikan dalam sebagian teori lain dalam lelembagaan.
Reaksi individual dan kelembagaan
Bagaimana individual dan lembaga berinteraksi? Interaksi adalah bidireksional. Di satu sisi, lembaga dinyatakan membentuk
perilaku dari individual, tujuan utama dari eksistensi atas pendekatan ini
nampak untuk didemonstrasikan: bagaimana struktur diluar individual membentuk perilaku
individual dalam lembaga. Di sisi
lain, individual juga diasumsikan membentuk perilaku dari lembaga dan dengan
definisi individual harus menjadi kasus
dari aktivitas kelembagaan.
Satu
lagi dari argumen umum tentang individual dan lembaga dalam teori kelembagaan
adalah tujuan dari struktur adalah
untuk membentuk pilihan individual. Pembentukan ini bisa diselesaikan
melalui aturan, melalui pembuatan
kontrak atau melalui pembentukan bayaran ditawarkan dalam analitis (atau
permainan (yang memungkinkan dilakukan). Grafstein 1992 dari hubungan ini adalah manusia mendesain dan menciptakan lembaga,
tetapi kemudian mereka dibatasi oleh lembaga.
Desain
Kelembagaan
Satu dimensi penting dari formasi
kelembagaan dalam pilihan rasional adalah desain disadari dari lembaga. Tujuan
utama dari memahami lembaga dalam pendekatan ini adalah mampu memanipulasi
hasil dalam susunan desain.
Pendekatan pilihan rasional pada lembaga ini atau pendekatan ekonomi lebih umum juga mengingatkan kita bahwa menciptakan lembaga adalah bukan
aktivitas yang tanpa biaya. Kreasi dari
lembaga memerlukan investasi waktu dan bakat dan bisa memerlukan sumber lain yang lebih nyata jika usaha desain
diharapkan berhasil (lihat Hetcher, 1990).
Lembaga
yang Baik.
Lembaga yang baik adalah lembaga yang bisa menyelesaikan tugas dengan
baik dan efisien, biasanya dengan mempertahankan komitmen pada norma yang
berpengaruh lainnya seperti demokrasi. Memberikan hubungan antara diagnosis dan
resep kegagalan dalam struktur lain, tidak mengejutkan bahwa lembaga yang
baik bisa mempunyai arti berbeda, untuk
versi berbeda dari analisis pilihan rasional. (Self, 1995) dalam konteks
kelembagaan, efisien mengarah pada kapasitas dari organisasi politik untuk
memetakan sekumpulan pilihan diungkapkan oleh publik kedalam keputusan
kebijakan dalam cara yang menghasilkan keputusan yang tidak dapat diterima. Dalam
lembaga politik efisien akan menghasilkan keputusan yang tidak mengancam
seluruh legitimasi dari sistem politik.
Karakterisasi
sederhana dari teori pilihan rasional tidak akan melihat
tempat manapun untuk lembaga dalam pendekatan. Bahkan kritik pandangan dari
pendekatan. Bahkan kritik cerdas dari pendekatan, seperti
March dan Olsen, bagaimanapun mengenali bahwa ada tempat baik struktur formal
dan informal sebagaimana cara menyalurkan tindakan rasional individual. Lebih
lanjut, bahkan kritik terkasar harus
mengakui bahwa campuran dari pandangan
pilihan rasional dan tampilan
lembaga umum tentang kehidupan politik bisa mensuplai sejumlah wawasan penting
kedalam politik. Secara khusus, lebih dari pandangan lainnya dalam kelembagaan
pendekatan ini cenderung untuk memberikan koneksi analitis jelas antara individual
dan lembaga mereka melalui kapasitas lembaga untuk membentuk pilihan
individual dan untuk memanipulasi
insentif yang ada bagi para anggota dari organisasi.
Pendekatan
tersebut, bukan tanpa masalah. Yang paling mengintimidasi dari ini adalah kesulitan
dalam merubah prediksi yang berasal dari mode penyelidikan. Sangat sulit untuk
menemukan situasi lain dimana individual bisa dikatakan tidak bertindak
rasional dalam konteks dari sebagian kemungkinan insentif atau lainnya.
Disamping formalisasi yang nampak, prediksi analisis pilihan rasional adalah
jarang sangat spesifik dimana mereka menjadi subjek pada tes-tes jelas. Lebih
lanjut, sebagian sarjana bekerja dalam teknik ini nampak lebih tertarik dalam
analisis logis daripada dalam aplikasi hasil dari analisis tersebut bahwa ada
sedikit konfrontasi langsung dari teori dan buktinya.
Selain
dari analisis masalah dasar, ada beberapa isu lain yang membatasi kegunaan dari
pendekatan rasional. Salah satu isu tersebut adalah ada kadang – kadang
hubungan kecil antara lembaga
digambarkan dalam teori dan lembaga
dimana para anggota dari struktur tersebut familiar. Kebutuhan untuk
menciptakan abstraksi dan penyederhanaan dengan tujuan untuk memfasilitasi konstruksi dari model meniadakan banyak
rincian yang menetapkan kehidupan dalam
lembaga. Selain itu, model sebagian tidak mampu menghasilkan tipe prediksi dari
hasil kebijakan yang akan diperlukan jika model ini lebih daripada representasi
menarik dari realita kompleks yang berarti untuk digambarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar